Jumat, 09 November 2018

Mengenal Lebih Jauh tentang Karangsambung Sebagai Lantai Samudra


Pertanyaannya, bagaimana mungkin yang dahulunya lantai samudra paling dalam, bisa menjadi daratan? Sebelum memulai pembahasan itu, kita harus tahu dimana letak Karangsambung.
Karangsambung adalah salah satu kecamatan yang berada di kota Kebumen. Letaknya berada di sebelah utara kota. Lalu bagaimana bisa dasar laut menjadi daratan? bahkan dataran tinggi?


Bagi orang yang tidak paham geologi termasuk saya, itu merupakan hal yang sulit dipercaya , tapi semua itu bisa terjadi. Pada puluhan juta tahun lalu terjadi tabrakan antara Lempeng Samudra Hindia dengan Lempeng Benua Asia dan menghasilkan batuan. Batuan purba tersebut muncul ke permukaan karena adanya gesekan lempeng atau aktifitas tektonik, maka karangsambung yang dahuluny alantai samudra, bisa naik ke permukaan karman proses tektonik.. Dan karena dahulunya lantai samudra, di Karangsambung ini terdapat berbagai macam batuan purba. Oleh karena itu Karangsambung ini adalah tempat yang sangat cocok untuk mempelajari sejarah pembentukan bumi. Tepatnya di LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

LIPI didirikan tahun 1964 sebagai tempat pendidikan mahasiswa calon ahli geologi. Kemudian sejak tahun 2002 kampus ini menjadi Balai Informasi dan Konservasi Kebumian Karangsambung. LIPI memiliki beberapa fasilitas yatu, Museum Kebumian, perpustakaan, aula, ruang kuliah, bengkel pengolahan batu mulia, dan fasilitas penginapan (asrama mahasiswa dan guest house).

Hari itu kami tiba di LIPI dan langsung disambut oleh Pak Eko, salah satu Ahli Geologi yang saat itu menemani kami uituk mengenalkan batuan batuan yang berada di LIPI. Pertama, kamidiajak mengelilingi taman kecil yang bertuliskan "LIPI Karangsambung". Kata beliau, apabila ada yang berkunjung dan tidak memiliki waktu banyak untuk mengexplore batuan di Karangsambung, maka cukup ke taman ini, karena disini terdapat batu batu purba yang yang bisa dipelajari.





Setelah berkeliling taman, kami diajak masuk kedalam Museum yang berisi  batuan purba yang ada di Karangsambung maupun diluar kota. Bentuk batuannya pun unik dan lucu lucu, backan ada batu yang mirip dengan daging sapi loh. Tak hanya ada bebatuan, di dalam museum ini juga terdapat penjelasan tentang geologi di seluruh Indonesia. Penataan yang rapih, ruangan yang bersih membuat kami nyaman selama di dalam museum dan tidak gampang bosan.


Setelah cukup puas menjelajahi museum dan mengenal batuan, kami diajak Pak Eko untuk melihat batuan purba langsung ditempat asalnya. Kurang lebih 10 menit dari LIPI menuju sungai yang terdapat batuan purba, mobil diparkir dipinggir jalan, dan kami langsung menuruni jalan menuju ke sungai. Benar saja, terdapat berbagai macam jenis batuan purba di sungai ini. Sungai Luk Ulo namanya, namun yang paling menyita pertain kami yaitu batu besar berwarna merah yang berada di tengah sungai. Batu Gamping Merah namanya, seharusnya batu ini berada di dalam perut bumi namun karena proses tektonik, batu ini muncul ke permukaan. Batu ini berumur 80 juta tahun, kata Pak Eko. Yang kedua yaitu batu basemant bernama Sekis Mika yang berumur 117 juta tahun. Wow!! sudah sangat tua bukan?. Batu ini terdapat kandungan mika dan kandungan mika nya membuat batu berkilau saat terkena sin matahari.

Batu Gamping Merah (80 juta tahun) 
Batu Sekis Mika (117 juta tahun)
Batu Sekis Mika (117 juta tahun)
Setelah melihat dan tahu sejarah batuan ini, kemudian Pak Eko mengajak kami menuju tempat selanjutnya. Kurang lebih 25 menit dari LIPI tibalah kami di tempat itu. Terdapat batu raksasa (seperti tebing) yang berdiri di sini. Batu ini hanya terdapat di Zona Melange, seharusnya batu ini berbentuk horizontal, namun karena proses tektonik batu ini berbentuk vertikal yang membuatnya semakin terlihat gagah. Batu ini salah satu batu yang terdapat di lantai samudra, namun batu ini bisa terangkat sampai ke daratan.




Berbeda dengan teman teman yang lain, kunjunganku ke batu ini adalah penutup tripku di Karangsambung. Aku harus berpisah dengan teman teman yang lain karena ada acara di kota, sedangkan temanku yang lain menuju situs batuan berikutnya.
Sekian cerita tripku ke calon Geopark National ini, semoga infromasi nya bermanfaat, dan semoga kita bisa lebih mengenal batuan, dan sayang pada alam!

Terimakasih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar